Sabtu, 03 Juni 2023  
 
Hikmah di Balik Polisi Palsu Nan Ringan Tangan: Bersabar!

Rahmad | Banten
Sabtu, 08 Mei 2021 - 09:53:28 WIB

Suryadi, M.Si dan Edy Sumardi Priadinata, S.I.K., M.H.
TERKAIT:
   
 
BANTEN | Tiraskita.com - Ini salah satu bukti kerja- kerja profesi tak bisa digantikan oleh profesi lain. Apa tah lagi, cuma mengaku-aku diri anggota Polri, kemudian ringan memukul dan mengancam (akan) menembak orang yang dianggap (cuma) telah bikin  jengkel.
Apa yang terjadi kemudian?
Dalam status tersangka, ia harus berurusan dengan penyidik Polri.
Urusan jadi  panjang, masuk ke ranah hukum. Meja hijau pun menanti digelar.              *

ITULAH nasib Jni (41) alias Jhn. Laki-laki yang karyawan swasta itu adalah warga Kampung Santri, Desa Curuk Barang, Cipeucang, Pandeglang, Banten.

Ia telah mengaku-aku anggota Polri. Tak cuma sebatas itu. Ia diadukan korban,  tujuh kali memukul (menganiaya) sambil mengaku anggota Polri dan mengancam akan menembak korban, Mulyadi, seorang pemotor. Korban diam saja ketakutan, tapi diam-diam kemudian mengadukannya ke Polres Lebak, Banten.              *

KEJADIANNYA berawal dari hal yang remeh-temeh sehingga terasa sangat  tak masuk akal bisa membuat Jni bertindak main hakim.

Begini kroniknya. Pagi itu sekitar jam 08.00, Senin (3/5/21), ia mendorong motor yang kehabisan BBM dari Kampung Pasir Waru, Desa Mekaragung, Cibadak. Ia dibantu dua rekannya, Aji dan Romdani.

Maksudnya, akan mengisi BBM di SPBU Rumbut, Kaduagung, Cibadak, Lebak. Tapi, belum lagi sampai tujuan, sebuah minibus B2841WAC datang menyalipnya dari arah berlawanan. Mulyadi kaget dan perhatiannya tertuju kepada laki-laki yang menyetir Avanza itu.

Selang beberapa saat, Mulyadi sambil mendorong dibantu kedua orang rekannya, sampai di SPBU yang dituju.

Betapa terkejutnya Mulyadi ketika tiba-tiba Avanza silver tadi menyalipnya minggir  di sisi kanan depannya. Pintu mobil itu terbuka hingga mengenai bahu kirinya.

Selanjutnya, seorang laki-laki turun dari mobil tersebut yang tak lain adalah laki-laki dengan Avanza tadi menyalipnya.

Laki-laki itu kemudian menghampiri Mulyadi seraya berkata, "Saya dari Polda, saya tembak kepalamu!". Yang diancam membalas, "Silakan Pak, saya orang miskin, mau ditembak juga."

Benar saja, tapi bukan menembak. Jni melayangkan tujuh pukulan kepada Mulyadi. "Empat kali mengena wajah saya bagian kanan, dan tiga kali wajah bagian kiri," ungkap korban kepada penyidik seperti juga kesaksian dua rekannya.

Tak lama kemudian, viral video peristiwa tersebut, beriringan dengan pengaduan Mulyadi kepada Polisi.

Polisi pun bertindak. Empat hari penelusuran, kemudian polisi mencokok Jni di kediamannya di Cisantri, Curug Barang, Cipeucang,   Pandeglang.

Terungkap lebih jauh, Avanza yang digunakan tersangka masih atas nama orang lain warga Jakarta Barat.

Dari peristiwa tersebut dapat disimpulkan pelaku telah melakukan:
1. Mengaku-aku anggota Polri.
2. Mengancam akan menembak korban.
3. Ringan tangan telah berkali-kali memukul korban.
4. Selain itu, patut menjadi perhatian setiap warga yang telah menjual kendaraan bermotornya melaporkan kepada Samsat, agar masuk ke dalam data perubahan kepemilikan.

SUNGGUH tak masuk akal sehat. Gara-gara hal yang sesepele itu, nama Polri tempat terbawa-bawa nyaris terperosok menjadi fitnah  berkepanjangan bila tersangka tak cepat ditemukan.

Senjata api (senpi) yang bagi polisi hanya akan digunakan dalam keadaan terpaksa alias darurat, "digunakan" untuk mengintimidasi. Benar bahwa, meski, dalam kasus Jni - Mulyadi, senjata api dalam logika "saya tembak" hanya gertakan belaka.

Senpi, dikatakan hanya akan digunakan polisi dalam keadaan darurat adalah apabila nyawanya betul-betul terancam atau  membahayakan korban atau orang lain di sekitarnya.

Kini semua sudah terjadi. Profesi bukan sekadar pekerjaan, termasuk menjadi anggota Polri. Profesi adalah "panggilan jiwa" yang membuat penyandangnya bertahan hingga menjadi ahli.

Kekhususan atas suatu keahlian bukan untuk sekadar dibayar dengan materi, apalagi untuk sekadar gagah-gagahan.

Keahlian dari suatu profesi tak bisa digantikan oleh keahlian  profesi yang berbeda. Selain keahliannya yang tidak memungkinkan untuk itu, etika dan moral yang membimbing pengakan hukum tidak membenarkan hal itu. Apalagi hukum.

Apa tah lagi untuk seorang karyawan swasta semisal Jni.
Bagi setiap warga negara yang baik adalah petiklah hikmah: bersabarlah! **

 Oleh : Suryadi, M.Si dan Edy Sumardi Priadinata, S.I.K., M.H.


comments powered by Disqus


Berita Lainnya :
 
  • Bersama Warga, Satgas TMMD ke-116, Kodim 0319/Mentawai Gotong Royong Bersihkan Lingkungan
  • Satgas TMMD ke 116 Kodim 0319/Mentawai Gandeng Dinas Kelautan dan Perikanan Beri Bantuan Bibit Ikan
  • Pemprov Riau Laksanakan Upacara Hari Lahir Pancasila
  • Satgas TMMD ke 116 Kodim 0319/Mtw Terus Pacu Kegiatan Fisik
  • Pemkab Rohil Gelar Upacara Peringatan Hari lahir Pancasila
  • Sudah 3 Bulan, Kapolda Sumbar Kini Buka Suara Soal Kasus Sidak SPBU Sijunjung
  • Kadis Kominfotiks Rohil Segera Luncurkan Website Resmi TP PKK Guna Dukung Program PKK
  • PENDIDIKAN INKLUSI SEBAGAI ALTERNATIF SOLUSI PERMASALAHAN SOSIAL ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS
  • Dewan Pendidikan Riau Audiensi dengan Pemkab Kampar
  •  
     
     
    Selasa, 16 Mei 2023 - 11:21:59 WIB
    Rekomendasi Kasur Lipat Yang Terasa Nyaman Anda Gunakan Sebagai Tempat Untuk Beristirahat
    Senin, 05 April 2021 - 16:57:01 WIB
    Pria Ini Bikin Sayembara untuk Temukan Istrinya dengan Hadiah Rp 75 Juta
    Kamis, 03 September 2020 - 13:03:49 WIB
    Ketua MOI NTB Resmi Jabat Ketua NasDem Kota Mataram
    Kamis, 19 Maret 2020 - 13:06:26 WIB
    KPU Nias Utara Mengaku Salah Dalam Melakukan Perekrutan Calon Anggota PPS
    Selasa, 12 Juli 2022 - 10:36:51 WIB
    Kejagung sebut Nikita Mirzani Tersangka Kasus UU ITE
    Rabu, 12 Februari 2020 - 02:32:02 WIB
    PT. Serikat Putra Diduga Penyebab Rusaknya Sungai Kerumutan dan Sungai Terajan
    Kamis, 14 Mei 2020 - 23:17:00 WIB
    Danlanud Suryadarma Pimpin Sertijab Kepala Hukum Lanud Suryadarma
    Sabtu, 22 Agustus 2020 - 14:29:30 WIB
    Pelaksanaan Shalat Jum’at Perdana Masjid Al-Ihklas Dihadiri Langsung Bupati Kampar
    Rabu, 22 April 2020 - 13:55:36 WIB
    LAWAN COVID-19
    Singapura Menjadi Negara Kasus Tertinggi Covid-19 Di ASEAN, Dengan Kasus 9.125
    Jumat, 04 September 2020 - 12:26:07 WIB
    Pembelajaran Jarak Jauh, Di Koramil 2010/Sindanglaut Kodim 0620/Kab Cirebon Tetap Mematuhi Protkes
    Senin, 14 Februari 2022 - 15:09:50 WIB
    Bersama Aparat Terkait, Koramil 0620-11/Asjap Lakukan Himbauan Protkes
    Jumat, 08 Januari 2021 - 17:25:17 WIB
    Sudah 7 Jam Gisel Diperiksa Polda Metro Jaya
    Rabu, 06 Januari 2021 - 14:43:15 WIB
    704 Sampel Swab Diperiksa, Hasilnya 160 Positif
    Rabu, 19 Januari 2022 - 11:16:53 WIB
    Muspika Sindang, Kerahkan Pelajar Ikuti Zoom Meeting
    Senin, 08 Maret 2021 - 17:47:12 WIB
    Gubri Minta Pengawasan Karhutla Sampai ke Tingkat RT
     
    Riau | Nasional | Ekonomi | Hukrim | Politik | Olahraga | Kesehatan | Budaya | Pendidikan | Internasional | Lifestyle
    Advertorial | Indeks Berita
    About Us | Redaksi | Pedoman Media Siber | Info Iklan | Disclaimer
    Copyright © 2020 PT. Tiras Kita Pers, All Rights Reserved