Cimahi tiraskita.com,- Stunting masih menjadi masalah yang perlu menjadi prioritas pembangunan di Kota Cimahi. Berdasarkan Elektronik Pencatatan dan Pelaporan

">
Jum'at, 26 April 2024  
 
Diseminasi AKS Untuk Percepatan Penurunan Stunting Di Kota Cimahi

Kah | Jawa Barat
Rabu, 17 Mei 2023 - 12:13:14 WIB

Stuntingcimahi
TERKAIT:
   
 
Cimahi tiraskita.com,- Stunting masih menjadi masalah yang perlu menjadi prioritas pembangunan di Kota Cimahi. Berdasarkan Elektronik Pencatatan dan Pelaporan Gizi Berbasis Masyarakat (e-PPGBM) tahun 2022 masih terdapat 3.036 balita yang mengalami stunting (9,70%), sedangkan berdasarkan Survey Status Gizi Indonesia (SSGI) prevelensi stunting Kota Cimahi berada di 16,4%. Hal tersebut yang mendasari Dinas Pemberdayaan Perempuan Perlindungan Anak Pengendalian Penduduk Dan Keluarga Berencana (DP3AP2KB) Kota Cimahi untuk terus melakukan berbagai upaya untuk mempercepat penurunan tingkat stunting di Kota Cimahi. 
Mengundang berbagai pihak untuk percepatan penurunan stunting, DP3AP2KB Kota Cimahi menggelar Diseminasi Audit Kasus Stunting (AKS) Semester I Kota Cimahi Tahun 2023 bertempat di Aula Kantor Kecamatan Cimahi Utara, pada Selasa (16/05).

Rangkaian pelaksanaan Diseminasi Audit Stunting ini dimulai dengan Rapat Penentuan Lokus AKS I Tahun 2023, Minilokakarya Kecamatan, Identifikasi dan Seleksi Kasus AKS, Kunjungan Lapangan Sasaran AKS, Kajian Kasus AKS, Kunjungan lapangan bersama Tim Pakar, serta Informed Consent Auditee AKS. 
Penjabat (Pj) Wali Kota Cimahi, Dikdik S. Nugrahawan mengungkapkan terkait prevelensi stunting Kota Cimahi sebesar 16,4%, yang masih berada di atas prevelensi stunting pemerintah pusat, Pemerintah Daerah Kota Cimahi memerlukan strategi yang komprehensif dalam percepatan penurunan stunting agar mencapai angka prevalensi di bawah 14% pada tahun 2024 dan mewujudkan zero new stunting di Jawa Barat.

“Percepatan penurunan stunting saya pastikan telah menjadi salah satu prioritas pembangunan Kota Cimahi tahun 2024, yang sejalan dengan penyelenggaraan reformasi birokrasi tematik sesuai arahan pemerintah pusat sebagai bentuk sinergi dan integrasi stunting dalam perencanaan kinerja Pemerintah Daerah Kota Cimahi tahun 2024,” tegasnya.
Sebelumnya, Pemkot Cimahi juga telah menerima Rekomendasi Hasil Kajian Audit Kasus Stunting di Kota Cimahi dari Tim Pakar Audit Kasus Stunting Kota Cimahi yang terdiri atas Dokter Spesialis Kandungan, Dokter Spesialis Anak, Ahli Gizi dan Psikolog. Dalam hasil audit kasus stunting di Kota Cimahi tercatat bahwa beberapa hal yang menjadi penyebab masih tingginya tingkat stunting di Kota Cimahi adalah beberapa hal seperti Balita (Bayi di bawah usia lima tahun) dan Baduta (Bayi di bawah usia dua tahun) tumbuh di dalam keluarga perokok aktif, sanitasi yang tidak layak, lingkungan rumah yang kumuh dengan ventilasi dan cahaya matahari buruk, serta pola makan yang belum dapat dikategorikan sebagai makanan sehat dan bergizi berimbang.

Dikdik juga menyepakati beberapa program prioritas untuk tindak lanjut atas rekomendasi Tim Pakar Audit Kasus stunting Kota Cimahi, di antaranya dengan melakukan pemeriksaan rutin ibu hamil, edukasi, konsultasi dan pendampingan pada ibu hamil terkait gizi selama proses mengandung, melahirkan hingga menyusui, serta KB pasca persalinan. Sasaran Balita dan Baduta akan dipastikan untuk mendapatkan makanan bergizi seimbang, imunisasi dasar lengkap, pemantuan tumbuh kembang yang meliputi deteksi dini tumbuh kembang dan penyakit pada balita, pemberian terapi asam folat, Zinc, Vit. A, Vit. C, B-Complex dan obat cacing, serta observasi tumbuh kembang berkelanjutan, serta pendampingan sasaran keluarga beresiko stunting. 
Selain itu Pemkot Cimahi juga akan menjamin pendaftaran BPJS kesehatan bagi keluarga beresiko stunting (PBI BPJS), sosialisasi serta edukasi Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS), juga perbaikan sanitasi lingkungan.

“Kami telah membentuk Tim Audit Kasus Stunting Kota Cimahi, yang terdiri dari tim pakar dan tim teknis dari RSUD Cibabat dan Dinas Kesehatan Kota Cimahi, dengan tugas utamanya mengidentifikasi risiko dan penyebab stunting pada kelompok sasaran audit berisiko stunting, termasuk mengatasi masalah mendasar dalam bentuk rekomendasi tindak lanjut,” tutur Dikdik lebih lanjut.

Informed Consent Auditee AKS. 
Penjabat (Pj) Wali Kota Cimahi, Dikdik S. Nugrahawan mengungkapkan terkait prevelensi stunting Kota Cimahi sebesar 16,4%, yang masih berada di atas prevelensi stunting pemerintah pusat, Pemerintah Daerah Kota Cimahi memerlukan strategi yang komprehensif dalam percepatan penurunan stunting agar mencapai angka prevalensi di bawah 14% pada tahun 2024 dan mewujudkan zero new stunting di Jawa Barat.
“Percepatan penurunan stunting saya pastikan telah menjadi salah satu prioritas pembangunan Kota Cimahi tahun 2024, yang sejalan dengan penyelenggaraan reformasi birokrasi tematik sesuai arahan pemerintah pusat sebagai bentuk sinergi dan integrasi stunting dalam perencanaan kinerja Pemerintah Daerah Kota Cimahi tahun 2024,” tegasnya.
Sebelumnya, Pemkot Cimahi juga telah menerima Rekomendasi Hasil Kajian Audit Kasus Stunting di Kota Cimahi dari Tim Pakar Audit Kasus Stunting Kota Cimahi yang terdiri atas Dokter Spesialis Kandungan, Dokter Spesialis Anak, Ahli Gizi dan Psikolog. Dalam hasil audit kasus stunting di Kota Cimahi tercatat bahwa beberapa hal yang menjadi penyebab masih tingginya tingkat stunting di Kota Cimahi adalah beberapa hal seperti Balita (Bayi di bawah usia lima tahun) dan Baduta (Bayi di bawah usia dua tahun) tumbuh di dalam keluarga perokok aktif, sanitasi yang tidak layak, lingkungan rumah yang kumuh dengan ventilasi dan cahaya matahari buruk, serta pola makan yang belum dapat dikategorikan sebagai makanan sehat dan bergizi berimbang.
Dikdik juga menyepakati beberapa program prioritas untuk tindak lanjut atas rekomendasi Tim Pakar Audit Kasus stunting Kota Cimahi, di antaranya dengan melakukan pemeriksaan rutin ibu hamil, edukasi, konsultasi dan pendampingan pada ibu hamil terkait gizi selama proses mengandung, melahirkan hingga menyusui, serta KB pasca persalinan. Sasaran Balita dan Baduta akan dipastikan untuk mendapatkan makanan bergizi seimbang, imunisasi dasar lengkap, pemantuan tumbuh kembang yang meliputi deteksi dini tumbuh kembang dan penyakit pada balita, pemberian terapi asam folat, Zinc, Vit. A, Vit. C, B-Complex dan obat cacing, serta observasi tumbuh kembang berkelanjutan, serta pendampingan sasaran keluarga beresiko stunting. 
Selain itu Pemkot Cimahi juga akan menjamin pendaftaran BPJS kesehatan bagi keluarga beresiko stunting (PBI BPJS), sosialisasi serta edukasi Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS), juga perbaikan sanitasi lingkungan.
“Kami telah membentuk Tim Audit Kasus Stunting Kota Cimahi, yang terdiri dari tim pakar dan tim teknis dari RSUD Cibabat dan Dinas Kesehatan Kota Cimahi, dengan tugas utamanya mengidentifikasi risiko dan penyebab stunting pada kelompok sasaran audit berisiko stunting, termasuk mengatasi masalah mendasar dalam bentuk rekomendasi tindak lanjut,” tutur Dikdik lebih lanjut. (IKPS/Arif.s)


comments powered by Disqus


Berita Lainnya :
 
  • PWI Pusat Rusak Akibat Korupsi Dana Hibah Rp.2,9 M, Jusuf Rizal Desak KLB
  • Pj Gubri Ikuti Peringatan Hari Otonomi Daerah XXVIII Tahun 2024 di Surabaya
  • Pentingnya Pembinaan Atlet Sejak Usia Dini
  • Indikasi Korupsi Dana Hibah BUMN oleh Pengurus PWI, Ini Kronologi Lengkapnya
  • Peringati Hari Bumi, Kota Cimahi Kirim Perdana RDF Di TPS Santiong
  • Laporan Wartawan Atas Dugaan Pengancaman Kepada Wartawan Naik Sidik
  • Saya Siap Maju Pilkada SBD, Ini Wakilnya Saverinus Kaka
  • Rapat Paripurna DPRD JABAR Untuk Ranperda Prakarsa
  • Jadi Ajang Dalam Berdakwah, CISSA-HK, Sukses Gelar Kegiatan Semarak Ramadan
  •  
     
     
    Senin, 18 Mei 2020 - 23:06:48 WIB
    Masyarakat Prihatin Anggota Dewan Tidak Pro Rakyat
    27 Anggota Dewan Membuat Mosi Tidak Percaya, Begini Sikap Hamdani
    Selasa, 10 Maret 2020 - 09:57:32 WIB
    PUTUSAN MAHKAMAH AGUNG
    Mantap...MA Batalkan Kenaikan Iuran BPJS
    Senin, 02 November 2020 - 15:16:32 WIB
    Aksi 2 Perempuan di Prabumulih Masukan Aglonema ke Celana Dalam, Terekam CCTV
    Sabtu, 06 Maret 2021 - 21:41:22 WIB
    Buaya Telan Anak Umur 8 Tahun
    Selasa, 15 Juni 2021 - 17:11:46 WIB
    Pemprov Riau Menangkan Gugatan Perkara SMAN Plus di Pengadilan Tinggi Pekanbaru
    Rabu, 10 Februari 2021 - 17:58:33 WIB
    Polres Kampar Ekspos Ungkap Kasus Narkoba dan Curanmor, Hadirkan Pelaku dan Barang Bukti
    Minggu, 14 Mei 2023 - 13:19:56 WIB
    PPP Bengkalis Daftarkan Bacaleg Ke KPU, Lengkap dan Diterima
    Jumat, 24 Desember 2021 - 12:17:08 WIB
    Pemkot Sukabumi Tidak Paham Surat Bappeda Tahun 1983
    Senin, 12 April 2021 - 07:32:50 WIB
    Ormas Pekat IB DPW Jabar Akan Laporkan Pelanggaran Prokes di Kota Kembang Kepada Kapolri
    Kamis, 25 Maret 2021 - 20:31:59 WIB
    Valentino Rossi Yakin Bisa Kompetitif di MotoGP Qatar 2021
    Kamis, 13 Agustus 2020 - 16:51:10 WIB
    Freddy Widjaya: Sepertiga Harta Eka Tjipta Rp 737 Triliun Adalah Milik Kami Anak-anak di Luar Nikah
    Kamis, 25 Mei 2023 - 12:29:46 WIB
    Pengukuhan Pengurus PPI Riau, Gubri Berharap Kolaborasi Periset untuk Kemajuan Daerah
    Senin, 01 Agustus 2022 - 11:56:26 WIB
    Sembako Bantuan Presiden Dikubur di Lahan Kosong, Ini Kata JNE
    Rabu, 08 April 2020 - 11:00:48 WIB
    Disnakertrans Riau Baru Terima 25.796 Orang Daftar Penerima Kartu Prakerja, Untuk Riau Sebanyak 92.8
    Di Riau Jumlah Pendaftaran Kartu Prakerja masih Sedikit
    Selasa, 14 April 2020 - 10:57:08 WIB
    PENILAIAN ASPEK SOSIAL TERHADAP COVID-19
    BPS: Survei Sosial Demografi Dampak COVID-19
     
    Riau | Nasional | Ekonomi | Hukrim | Politik | Olahraga | Kesehatan | Budaya | Pendidikan | Internasional | Lifestyle
    Advertorial | Indeks Berita
    About Us | Redaksi | Pedoman Media Siber | Info Iklan | Disclaimer
    Copyright © 2020 PT. Tiras Kita Pers, All Rights Reserved