Sabtu, 27 April 2024  
 
BPBD Kota Cimahi Menggelar FGD Susunan Indeks Ketahanan Daerah

RL | Jawa Barat
Selasa, 06 Desember 2022 - 15:26:07 WIB


TERKAIT:
   
 

Jabar, Tiraskita.com - Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Cimahi, bekerja sama dengan BPBD Provinsi Jawa Barat menggelar Focus Group Discussion untuk membahas masalah penyusunan Indeks Ketahanan Daerah (IKD) Kota Cimahi 2022.

Acara tersebut digelar di Aula Gedung A Pemerintah Kota Cimahi, Jalan Rd Demang Hardjakusumah nomor 1 Cimahi Utara, Senin 5 Desember 2022.
Hadir dalam acara tersebut Asisten I Maria Fitriana yang akrab dipanggil Pipit, mewakili Penjabat Wali kota Cimahi Dikdik Suratno Nugrahawan, Kepala Seksi (Kasi) Pencegahan dan Kesiagaan BPBD Provinsi Jawa Barat, Edy Heryadi, Konsultan IKD Provinsi Jawa Barat, Gerry Rismana, dan Kasi Kedaruratan dan Logistik BPBD Kota Cimahi Rohmat.

Acara tersebut dihadiri oleh Forum RW se-Kota Cimahi, Dinas Pendidikan Kota Cimahi, Kodim 0609 Kota Cimahi, perwakilan Polres Kota Cimahi unsur media dari PWI Kota Cimahi.

Menurut Asisten I Bagian Pemerintahan Kota Cimahi, Mariana Fitriana, dengan adanya FGD tersebut diharapkan warga menjadi tahu bagaimana cara menyelamatkan diri dari bencana gempa seperti yang sering terjadi di berbagai daerah saat ini.

"Belum lagi selesai korban Gempa Cianjur tertangani, sekarang bergoyang lagi di Garut, dan Semeru meletus, mengeluarkan lahar, kita tidak tahu lagi dimana lagi akan terjadi bencana," terang Pipit.

Pipitpun meminta agar BPBD Kota Cimahi selalu siap dan sigap dalam penanganan saat terjadi bencana.
"Kita harus selalu siap karena tidak tahu kapan bencana akan terjadi. Apakah kita akan aman seperti ini terus? Apakah juga dengan adanya sesar Lembang, kita tidak akan terdampak?," ujar Pipit.

Harapan Pipit, melalui FGD tentang Indeks Ketahanan Daerah, bila terjadi bencana, sudah ada tahapan mitigasi dan bagaimana cara ketahanan. "Kami sangat berharap agar, proses yang dilakukan tahun lalu bisa dilaksanakan sekarang," harapnya.

Menurut Pipit, seandainya terjadi gempa di Cimahi, masyarakat harus tahu, dari mana dan kemana mereka menyelamatan diri, poskonya ada dimana.  

"Pusat komandonya dimana, itu kita belum tahu. Jadi kita harus paham apa yang harus kita lakukan. Jangan sampai bila terjadi bencana, kita belum siap melakukan penyelamatan diri," ujarnya.

Menurut Pipit, seandainya terjadi gempa di Cimahi, masyarakat harus tahu, dari mana dan kemana mereka menyelamatan diri, poskonya ada dimana.  

"Pusat komandonya dimana, itu kita belum tahu. Jadi kita harus paham apa yang harus kita lakukan. Jangan sampai bila terjadi bencana, kita belum siap melakukan penyelamatan diri," ujarnya.

Hal senada disampaikan Kasi Pencegahan dan Kesiagaan BPBD Provinsi Jawa Barat, Edy Heryadi yang menyebutkan, FGD tersebut merupakan jilid kedua. Pada jilid pertama  BPBD Provinsi Jawa Barat, membahas kajian risiko bencana, "Jilid pertama kita mengeksplorasi apa itu potensi ancaman bencana yang ada di Kota Cimahi,"
 
Jadi kata Edi, bagaimana kapasitas atau ketahanan daerah upaya-upaya masyarakat dan pemerintah daerah itu apakah tahapan tinggi, sedang atau rendah.

Maka dari itu lanjut Gerry, kesiapansiagaan masyarakat dan pemerintah Kota Cimahi dalam menghadapi bencana tersebut harus dipersiapkan.

"Jadi Paradigmanya mungkin yang tadinya tanggap darurat harus berubah menjadi bagaimana kita bisa mencegah atau mengurangi risiko bencan tersebut," ujar Gerry.

"Jawa Barat memiliki banyak destinasi wisatanya yang sangat indah. Tetapi  di balik sumber daya alam yang sangat indah tersebut, ternyata menyimpan potensi ancaman bencana yang sangat tinggi,” ujar Edi.
 
Sementara itu, konsultan IKD Jawa Barat, Gerry Rismana memaparkan hasil kajian tim penyusun IKD. "Jawa barat, khususnya Kota Cimahi, merupakan salah satu daerah yang mempunyai potensi bencana yang cukup tinggi, baik itu bencana geologi, gempa bumi dari gunung berapi," terangnya.

Pada kesempatan FGD tersebut, Kasi Kedaruratan dan Logistik BPBD Kota Cimahi Rohmat mengatakan. Kota Cimahi telah melaksanakan IKD selama tiga tahun berturut-turut. "Pertama tahun 2020, itu indeks pertama kita nilai indeks risiko bencana Indonesia (IRBI)-nya 120, dan setelah melakukan indeks risiko bencana, nilai IRBI-nya menjadi 105," paparnya.

Pada tahun 2021, ketahanan daerah meningkat lagi, kata Rohmat, maka tahun 2021 nilai IRBI-nya menjadi 91.
"Jadi mudah-mudahan di tahun 2022 ini, kita akan susun lagi IKD=nya akan naik lagi IRBI-nya, maka risiko bencananya akan turun," tandasnya.


comments powered by Disqus


Berita Lainnya :
 
  • Ranperda Diharapkan Dapat Melindungi Petani dan Peternak Di Jabar
  • Pererat Silaturrahmi, TP PKK dan DWP Riau Gelar Halalbihalal
  • Pemprov Riau Gelar Upacara Peringatan Hari Otonomi Daerah ke-28
  • PWI Pusat Rusak Akibat Korupsi Dana Hibah Rp.2,9 M, Jusuf Rizal Desak KLB
  • Pj Gubri Ikuti Peringatan Hari Otonomi Daerah XXVIII Tahun 2024 di Surabaya
  • Pentingnya Pembinaan Atlet Sejak Usia Dini
  • Indikasi Korupsi Dana Hibah BUMN oleh Pengurus PWI, Ini Kronologi Lengkapnya
  • Peringati Hari Bumi, Kota Cimahi Kirim Perdana RDF Di TPS Santiong
  • Laporan Wartawan Atas Dugaan Pengancaman Kepada Wartawan Naik Sidik
  •  
     
     
     
    Riau | Nasional | Ekonomi | Hukrim | Politik | Olahraga | Kesehatan | Budaya | Pendidikan | Internasional | Lifestyle
    Advertorial | Indeks Berita
    About Us | Redaksi | Pedoman Media Siber | Info Iklan | Disclaimer
    Copyright © 2020 PT. Tiras Kita Pers, All Rights Reserved