Pelatihan Diversifikasi Pangan, Walkot: Sektor Pertanian Dikembangkan Lebih Kreatif
Riswan L | Jawa Barat Selasa, 24 November 2020 - 19:04:32 WIB
TERKAIT:
Cimahi | Tiraskita.com - Pangan merupakan kebutuhan dasar utama bagi manusia yang harus dipenuhi setiap saat dan pangan mempunyai arti dan peran yang sangat penting bagi kehidupan suatu bangsa. Dalam membangun ketahanan pangan nasional, memang terlebih dahulu harus diperkuat ketahanan pangan di daerah.
Jika ada daerah yang mempunyai masalah pangan, tidak hanya daerah itu yang bermasalah, tetapi juga akan memperlemah ketahanan pangan nasional. Demikian diutarakan Wali Kota Cimahi, Ajay Muhammad Priatna, ketika membuka kegiatan Pelatihan Diversifikasi Pangan Dengan Olahan Abon Cabe, bertempat di Aula Gedung B Komplek Perkantoran Pemerintah Kota (Pemkot) Cimahi, pada Selasa (24/11).
Dikatakan Wali Kota Ajay, dalam konteks Kota Cimahi, sebagai sebuah kota yang berpenduduk sangat padat dengan luas wilayah yang relatif sempit, Cimahi memiliki tugas yang cukup berat untuk membangun ketahanan pangan di wilayahnya. Terlebih lagi, dalam kondisi pandemi Covid-19 yang berdampak kepada tatanan kehidupan masyarakat secara keseluruhan, para pelaku di sector pertanian Di Kota Cimahi dituntut untuk lebih kreatif dalam melakukan diversifikasi atas produk pangan yang dihasilkannya.
“Pandemi ini ada sisi negatif dan positifnya. Untuk sisi positifnya, kita mau tidak mau harus berpikir dan berkreasi… untuk semakin kreatif. Dan di tengah semua keterbatasan di era pandemi ini, kembali Pemkot melalui Dinas Pangan [dan Pertanian] menggagas suatu inovasi melalui kolaborasi dan sinergitas dengan masyarakat tani seperti KWT [Kelompok Wanita Tani] melalui pelatihan diversifikasi pangan dalam bentuk membuat abon cabe, dimana alatnya dibantu sama Dispangtan,” ujar Ajay.
Ditanya tentang alasan pemilihan produk abon cabe, Ajay menyatakan bahwa faktor ketersediaan lahan menjadi alasan yang utama karena tanaman cabe tidak membutuhkan lahan yang luas sehingga cocok untuk dikembangkan di Kota Cimahi. Disamping itu, pangsa pasar untuk komoditas cabe beserta turunannya juga cukup bagus sehingga dapat memberikan nilai tambah ekonomi yang tinggi bagi para petani yang menanamnya.
“Kenapa milih cabe? Tadi Pak Kadis[pangtan] mengatakan bahwa cabe itu pertama pasarnya bagus, karena masakan apapun harus ada unsur cabe nya kelihatannya, berdasarkan survey di berbagai restoran-restoran. Dan yang kedua, menanamnya tidak diperlukan lahan yang sangat besar… tapi bisa diinovasikan melalui misalnya polybag…. Jadi dalam bentuk kecil… cocok di cimahi dan persebaranny juga cukup,” jelas Ajay.
Selanjutnya, Ajay menjanjikan bahwa Pemkot Cimahi akan memberikan bantuan untuk distribusi atau penyaluran produk abon cabe yang dihasilkan oleh seluruh KWT yang turut serta dalam pelatihan diversifikasi pangan tersebut. Pihaknya optimis, pemasaran untuk produk olahan abon cabe tersebut tidak akan terlalu sulit mengingat tingginya permintaan pasar untuk produk tersebut sebagai bumbu masakan. Terpenting, Ia mengingatkan agar produk olahan cabe tersebut segera diberikan nama/merk dagangnya dan dipatenkan sehingga akan mempermudah langkah pemasaran ke depannya.
“Tadi juga saya sudah merasakan [abon] yang dihasilkan, enak yah… ada rasanya dan tidak ada unsur kimianya sama sekali. Dan bisa bertahan cukup lama, expired-nya sampai setahun katanya. Tapi produknya ini belum ada namanya. Makanya tadi saya katakan, jangan lupa hasilnya dipatenkan. Insya Allah kami akan bantu pemasarannya, karena hasilnya memang luar biasa,” pungkas Ajay.
Turut hadir pada kesempatan tersebut, Ketua Tim Penggerak PKK Kota Cimahi, Hj. Rr. Lucyani, Kepala Dinas Pangan dan Pertanian Kota Cimahi, serta para narasumber dari Universitas Pasundan. Adapun yang menjadi peserta pada kegiatan tersebut adalah 5 (lima) Kelompok Wanita Tani (KWT) dari Kelurahan Cipageran, Kelurahan Pasirkaliki, Kelurahan Karang Mekar, Kelurahan Leuwigajah dan Kelurahan Citeureup. (Bidang IKPS)