Pembentukan Majelis Masyayikh Jabar Terus Dimatangkan
Riswan L | Jawa Barat Senin, 29 Juni 2020 - 19:36:49 WIB
TERKAIT:
KOTA BANDUNG, Tiraskita.com - Wakil Gubernur Jawa Barat (Jabar) Uu Ruzhanul Ulum
menghadiri video conference Forum Pondok Pesantren (FPP) dan Kiai Sepuh
Pimpinan Pondok Pesantren di Jabar dalam rangka Rencana Pembentukan
Dewan Masyayikh Jabar, di Gedung Sate, Kota Bandung, Senin (29/6/20).
Kang
Uu mengatakan, Pemerintah Daerah (Pemda) Provinsi Jabar mendukung penuh
pembentukan Majelis Masyayikh tingkat provinsi Jabar. Sebab, Majelis
Masyayikh dapat membangun komunikasi pondok pesantren (ponpes) di Jabar
dengan pemerintah.
“Jumlah pesantren yang tercatat di Provinsi
Jawa Barat sebanyak 12.000 lebih pesantren dengan jumlah santri sebanyak
3 sampai 4 juta santri, sedangkan catatan di Kementerian Agama sebanyak
8.500 lebih pesantren,” kata Kang Uu.
“Maka, sedikit kesulitan
membangun komunikasi. Padahal kami sangat membutuhkan masukan, dorongan
dan dukungan para kiai dan ulama. Terutama dalam menuju Jabar Lahir dan
Batin,” imbuhnya.
Menurut Kang Uu, dengan adanya Majelis
Masyayikh, pondok pesantren dapat memberikan masukan-masukan kepada
pemerintah maupun sebaliknya. Tujuannya meningkatkan kualitas pendidikan
di pondok pesantren.
“Termasuk juga diharapkan para kiai
memberikan masukan, dan memberikan arahan-arahan pada pesantren yang
sudah sedikit melenceng atau tidak sesuai dengan harapan berdirinya
pondok pesantren, yang sudah prakarsai oleh para kiai puluh atau ratus
tahun kebelakang,” ucapnya.
Kang Uu berharap akan ada lagi video
conference atau pertemuan untuk membahas pembentukan Majelis Masyayikh
tingkat provinsi Jabar.
Perwakilan Kanwil Kementerian Agama
Provinsi Jabar yang hadir dalam vicon tersebut, Wildan, mengatakan,
pihaknya mendukung pembentukan Majelis Masyayikh di Jabar.
"Jadi
pada prinsipnya Kementerian Agaman mendukung sekali, bagaimanapun ini
akan menjadi ikhtiar untuk meningkatkan kualitas pendidikan pesantren,"
kata Wildan. "Karena tidak ada yang tahu pesantren kecuali para kiai,
ajengan, dan masyayikh," tambahnya.
Menurut Wildan, Majelis
Masyayikh seperti Badan Nasional Standarisasi Pendidikan untuk pondok
pesantren. Nantinya akan menjadi wadah para kiai merumuskan standar
kerangka kurikulum sebagai acuan bagi pesantren - pesantren dalam proses
pembelajaran.***