<
 
Home Nasional Otonomi Politik Ekonomi Hukrim Sport LifeStyle Metropolis Pendidikan Internasional Indeks
 
Bencana Besar Kelaparan di Ukraina pada 1930
Rabu, 16 Februari 2022 - 09:41:08 WIB

TERKAIT:
 
  • Bencana Besar Kelaparan di Ukraina pada 1930
  •  

    TIRASKITA.COM - Kebencian warga Ukraina terhadap Rusia punya akar sejarah yang panjang. Saat bencana kelaparan melanda pada 1930-an, sedikitnya empat juta orang Ukraina meninggal kelaparan akibat pemaksaan kebijakan pertanian kolektif era Diktator Uni Soviet, Joseph Stalin.

    Wartawan BBC, Fergal Keane, mengunjungi Kota Kharkiv dekat perbatasan Rusia untuk menemui segelintir penyintas bencana dahsyat tersebut.

    Petro Mohalat ingat betul apa yang terjadi tatkala razia makanan gelombang pertama terjadi pada Musim Dingin 1932 lampau.

    Bersama saudara-saudaranya, pria yang kini berusia 95 tahun itu turut menggembok pintu dan menutup jendela rumah kayu yang bergetar lantaran gedoran aparat.

    Petro masih berumur lima tahun ketika 'brigade' komunis tiba di desanya. Nenek Petro menyuruh para bocah untuk bersembunyi di mana saja.

    "Saat itu sangat menakutkan. Para anggota brigade membawa cangkul garu ke semua rumah untuk mendapatkan roti. Mereka memakai linggis untuk masuk rumah. Kemudian mereka juga mengunjungi semua lumbung untuk menemukan roti yang dikubur," kenang Petro.

    Berbekal perintah Stalin, para pejabat komunis menyita makanan dan mencegah para buruh yang hendak meninggalkan desa guna mencari pasokan pangan. Mereka dihukum karena menolak pertanian kolektif paksa.

    Rakyat Ukraina menyebutnya 'Holodomor' atau mati akibat kelaparan. Jumlah orang yang meninggal akibat bencana kelaparan pada 1932-1933 diperkirakan mencapai empat juta jiwa.

    Kini, di tengah kekhawatian invasi Rusia, kenangan pahit itu semakin memupuk kebencian terhadap Moskow.

    "Ayah saya harus menyerahkan segalanya untuk pertanian kolektif: sapi kami, kuda, hingga ember. Ibu saya sangat marah," kata Petro.

    Pria itu tinggal di Desa Kovyyhi, sejauh 60 kilometer dari perbatasan Rusia. Desa tersebut terhubung dengan sebuah ladang melalui jalan sempit yang kedua sisinya dipenuhi salju. Suasananya gelap gulita ketika malam tiba.

    Bagi para penyintas bencana kelaparan, pemandangan itu membangkitkan kenangan buruk.

    Oleksandra Zaharova, 98, ingat betapa dirinya selalu lapar dan mencari makanan. Wajah mereka yang meninggal pun tertanam di benaknya.

    "Apa yang saya lihat?" tanyanya. "Saya melihat orang-orang meninggal. Mereka menggali lubang besar dan membuang semua jenazah di sana."

    Ayah Oleksandra berhasil kabur menuju bagian barat Ukraina sembari membawa barang-barang berharga yang tersisa untuk ditukar dengan makanan.

    "Tapi kami tidak dapat apapun. Kami kehilangan segalanya," kata Oleksandra.

    Cicit Oleksandra, Dmytro, tumbuh besar mendengarkan kisah kakek buyutnya soal Holodomor. Kini, dia menjadi tentara Ukraina yang bersiap menghadapi serbuan di bagian timur negara tersebut.

    Kehilangan terbesar

    Berbagai wilayah kekuasaan Uni Soviet menderita akibat kebijakan pertanian dan penindasan keji Stalin, tapi Ukraina mencatat jumlah kematian terbanyak.

    Rusia membantah anggapan bahwa Joseph Stalin khawatir adanya sentimen kubu nasionalis sehingga orang-orang Ukraina sengaja disasar dan dibuat mati kelaparan.

    Anggapan itu muncul karena lebih dari satu dekade sebelumnya, Ukraina berjuang mendirikan negara merdeka tapi dikalahkan Tentara Merah.

    Tapi upaya untuk mengungkap apa yang sebenarnya terjadi juga dihambat. Mahkamah Agung Rusia baru-baru ini memerintahkan penutupan Memorial, LSM tertua Rusia yang berupaya mengungkap penindasan era Soviet.

    LSM itu dituduh menggambarkan Uni Soviet sebagai sebuah negara "teroris", alih-alih "bangga terhadap kejayaan masa lalu".

    Di ruang bawah tanah Institut Sejarah Nasional di Kiev, kenangan kelam masa lalu dapat dirasakan seperti dingin dan gelapnya ruangan itu.

    Di sinilah sejumlah tahanan lenyap tanpa jejak, termasuk mereka yang ditangkap pada waktu bencana kelaparan melanda.

    Direktur institut, Dr. Anton Drobovych memberitahu bahwa bangunan ini dulunya ditempati polisi rahasia. Kakeknya turut dibunuh rezim Stalin.

    Dengan cahaya dari ponsel, kami menjejaki lorong sempit, melalui deretan sel-sel rahasia yang digunakan untuk menyiksa ribuan orang sampai mati.

    Drobovych menekankan, tanggung jawab kekejian masa itu tidak hanya dipikul Stalin saja.

    Penindasan dan pertanian kolektif tidak bisa terwujud tanpa keterlibatan sejumlah pejabat komunis Ukraina.

    Dia menilai upaya Rusia saat ini dalam memaksakan kehendak pada Ukraina menggaungkan masa lalu Soviet.

    "Mereka melindungi Stalin, mereka menyembunyikan kebenaran, mereka menyerang kami. Mereka tidak menganggap kami sebagai negara independen, mengapa? Kami tidak paham mengapa," serunya.

    emua negara paham, kenangan adalah senjata yang kuat. Kisah Holodomor adalah inti dari pemikiran Ukraina sebagai sebuah negara yang menentang dominasi Rusia.

    Saat mengenang kehororan bencana kelaparan masa lalu, Oleksandra Zaharova merasa punya tanggung jawab untuk membagikan kisah tersebut kepada sesama orang-orang Ukraina.

    Namun, ketika ditanya apakah dia dapat menikmati hidup setelah lolos dari maut saat Holodomor, dia mengingat dua anaknya yang meninggal dalam bencana kelaparan selanjutnya.

    Ya, Oleksandra selamat, tapi kehidupan macam itu bukan yang diinginkan warga Ukraina lain.





     
    Berita Lainnya :
  • Siswa Berperstasi Di Kota Cimahi Dapat Apresiasi Dari Walikota: Pendidikan Merupakan Kunci Utama.
  • PT. Max Auto Indonesia Dan PT. Maxride Indonesia Terkait Legalitas Operasional Bajaj Pekanbaru
  • Pemkot Cimahi Bersama Dengan Forum Pembauran Kebangsaan (FPK) Hadirkan Beragam Budaya Dari Berbagai Etnis
  • Honda Vario 160 Diperkuat sebagai Skutik Andalan Mobilitas Harian Masyarakat Kepri
  • Honda Vario 160 Diperkuat sebagai Skutik Andalan Mobilitas Harian Masyarakat Kepri
  •  
    Komentar Anda :

     
     
     
    + Indeks Berita +
    01 Siswa Berperstasi Di Kota Cimahi Dapat Apresiasi Dari Walikota: Pendidikan Merupakan Kunci Utama.
    02 PT. Max Auto Indonesia Dan PT. Maxride Indonesia Terkait Legalitas Operasional Bajaj Pekanbaru
    03 Pemkot Cimahi Bersama Dengan Forum Pembauran Kebangsaan (FPK) Hadirkan Beragam Budaya Dari Berbagai Etnis
    04 Honda Vario 160 Diperkuat sebagai Skutik Andalan Mobilitas Harian Masyarakat Kepri
    05 Honda Vario 160 Diperkuat sebagai Skutik Andalan Mobilitas Harian Masyarakat Kepri
    06 Honda Vario 160 Diperkuat sebagai Skutik Andalan Mobilitas Harian Masyarakat Kepri
    07 Rokok Tanpa Cukai Merk PSG dan UFO Marak di Batam, Perintah Menkeu Purbaya Seolah Diabaikan
    08 Perjudian Modern Marak di Kota Batam, Apa Tindakan Kepolisian dan Pemko Batam?
    09 Kejaksaan Negeri Cimahi Raih Posisi Juara Umum Satuan Kerja Terbaik se-Jawa Barat Tahun 2025
    10 Pantau Ketersediaan Bahan Pangan Di Pasar Tradisional.Pemkot Cimahi Mencukupi
    11 HAKORDIA Usung Tema,Berantas Korupsi untuk Kemakmuran Rakyat”Kejaksaan Negeri Cimahi Berkomitmen
    12 Bappelitbangda Menyelenggarakan Kompetisi Inovasi Cimahi Motekar Awards (CHiMA)
    13 Launching Motor Ambulance, Penyerahan Lomba KWT Dan Indeks Reformasi Hukum
    14 Sebanyak 60 relawan pemadam kebakaran Ikutin Pembinaan
    15 Kejari Cimahi Dorong Kesadaran Kolektif Mengenai Pentingnya Integritas Dan Tata Kelola Pemerintahan Yang bersih
    16 Puskesmas Cimahi Utara Buka Persalinan 24 Jam.Berdasarkan Karakteristik Wilayah
    17 Kejaksaan Negeri Cimahi Dan Pemkot Cimahi"Proses Perwalian Dan Penyerahan Bantuan Layanan Kependudukan Dan Sosial
    18 Layanan Hukum Dan Layanan digital Berbasis Teknogi Dan Informasi, Senergitas Jaksa Dan Diskominfo Cimahi
    19 Iwan Setiawan Harap Ada Payung Hukum Dan Regulasi Yang Jelas Dalam Rencana Penghapusan Tunggakkan BPJS
    20 Anggota DPRD Kota Cimahi Gelar Kegiatan Reses Masa Persidangan III.
    21 Iwan setiawan Mendengar Aspirasi Masyarakat Dapil VI
    22 Bangun Rumah Warga Lewat Rutilahu, Purwanto.,S.Pd. Surat Kepemilikan Rumah Warga Harus Terpenuhi
     
     
     
    Galeri Foto | Advertorial | Indeks Berita
    Redaksi | Disclaimer | Pedoman Media Siber | Tentang Kami | Info Iklan
    © tiraskita.com