Kamis, 28 Maret 2024  
 
Suami Isteri Asal Nias Barat Di Siksa Sampai Tewas Terikat Dipohon Akasia

RL | Hukrim
Senin, 09 Agustus 2021 - 08:27:34 WIB


TERKAIT:
   
 
PELALAWAN | TIRASKITA.COM - Istri Meninggal Suami yang Berhasil Maloloskan diri dari penyiksaan teman kerja yang menghebohkan telinga kita khususnya kita ononiha warga pelalwan dan umumnya warga kita di riau asal dari pulau nias yang terjadi baru-baru ini.

PMNBI (Persatuan Masyarakat Nias Barat Indonesia) DPW Riau, menyampaikan turut berduka cita atas meninggalnya YH istri dari AD yang sekarang masih tahap menjalani penanganan serius di RSUD Selasih Pkl. Kerinc, Kab. Pelalawan-Riau. Juga DPW PMNBI Riau, menyampaikan apresiasi kepada Kapolres pelalawan dan jajarannya atas berhasilnya menangkap pelaku dan mengugkap para pelaku penganiayaan sadis hingga meninggalnya YH.

Kejadian minggu lalu bertempat di areal PT. RAPP Sektor Pelalawan TPK 17 Line 39, Desa Petodaan Kecamatan Teluk Meranti Kabupaten Pelalawan yang di alami pasangan suami Istri atas nama Sdr. Anugerah Daeli dan Yulina Hia (Alm), kasus tersebut yang kini dalam penanganan oleh Polres Pelalawan.

Kami dari Pengurus Wilayah Persatuan Masyarakat Nias Barat Indonesia (DPW-PMNBI) Riau melalui surat ini menyampaikan beberapa hal sebagai berikut :

Korban pembunuhan keji dan penganiayaan berat yang terjadi di Areal PT. RAPP Sektor Pelalawan TPK 17 Line 39, Desa Petodaan Kecamatan Teluk Meranti Kabupaten Pelalawan yang menimpa pasangan suami Istri atas nama Anugerah Daeli yang masih dalam perawatan dan Yulina Hia (Alm) adalah warga PMNBI Wilayah Riau asal Kabupaten Nias Barat-Sumatera Utara.

Kembali Kami sampaiakan apresiasi kami kepada Kapolres Pelalawan dan jajarannya dalam kasus ini sehingga para pelaku telah diamankan dan jenazah YH (alm) telah dikebumikan oleh keluarga besar Nias yang berdomisili di Pangkalan Kerinci, yang dilaksakan pemakaman pada hari Minggu tanggal 01 Agustus 2021, setelah selesai proses Autopsi jenazah oleh Tim Forensik dari Polda Riau. Sementara korban penganiayaan berat Sdr. Anugerah Daeli sampai saat ini masih menjalani perawatan intensif di RSUD Selasih Pangkalan Kerinci Kab. Pelalawan-Riau

Organisasi Persatuan Masyarakat Nias Barat Indonesia (PMNBI) Wilayah Riau sangat prihatin peristiwa perbuatan tidak manusiawi. Kita dari organisasi memberi dukungan penuh atas setiap langkah dari Polres Palalawan untuk mengungkap kasus ini dengan transparan baik motif maupun otak pelaku pembunuhan dan penganiayaan tersebut dan Dewan Pimpinan Pusat Persatuan Masyarakat Nias Barat Indonesia (DPP PMNBI) bersama DPW PMNBI Wilayah Riau akan mengawal proses hukum dari kasus ini sampai ada keputusan berkekuatan hukum tetap. Atas nama organisasi meminta kepada penegek hukum agar memberikan pasal yang setimpal sesuai perbuatan para pelaku. Hal ini Disampaikan oleh Fangalulu Daeli Wkl Ketua DPW PMNBI Riau.

Dalam penyampaian hal tersebut diatas di dampingi Kamarudin Gulo (Wasek PMNBI), Albert Gulo (Kabid) dan dewan penasehat DPW PMNBI Riau AKBP Seti Maruhawa (Pur). DPW PMNBI Riau, yang terima oleh Kasat Reskrim Polres Pelalawan AKP Nardy Marsy.SH di dampingi oleh Kanit Tipidter IPDA Esafati Dael, SH.

Kapolres Pelalawan AKBP Indra Gunawan Witjakmiko melalui kasat Reskrim AKP Mardy Mardy, SH, manyampaikan ucapan terimakasih kepada seluruh persatuan masyarakat Nias barat Indonesia atas dukungannya semoga kita semua dalam keadaan sehat.

Lanjut Kasat, dalam kasus yang terjadi ini kita dari pihak penegak hukum tidak akan tolerir, kami dalam melaksanakan penyiledikan tetap profesional tanpa ada tekanan dari siapa pun, kasus ini sebenarnya penyebabnya hanya karena curiga di guna-guna oleh si korban sehingga terjadi penyiksaan berat sampai mengakibatkan satu orang meninggal dunia dan satu orang kritis, mohon juga kepada kita semua barangkali ada informasi lain supaya segera di informasikan ke kami, tegas Nardy. Kamis, 5/8/21.

Media ini yang melakukan wawancara terhadap salah satu tersangka berinisial MH ( 35), menyampaikan sangat menyesal perbuatan ini dan siap menerima keputusan hukum sesuai Undang- undang yang berlaku. Ucap MH.

Seusai bertemu dengan pihak Polres, Pengurus PMNBI Riau melakukan kunjungan sosial dan dukungan moral terhadap korban Anugrah Daeli Di RS selasih bersama dengan tokoh masyarakat Nias barat dan tokoh yang ada di kabupaten Pelalawan.

Pada hari yang sama dalam kesempatan pada saat kunjungan kepada korban, media ini. Melakukan wawancara singkat terhadap korban terkait kronologis penganiyaan berat yang di alaminya dan juga istrinya sehingga meningal dunia, mulai masuk kerja di PT. Peni yang di pimpin oleh Ama Zaliba sebagai kontraktor di PT.RAPP.

Pada Agustus Tahun 2020. Melalui MH Kepala Rombongan (KR) mempertemukan kepada Ama Zaliba Pimpinan PT.Peni, MH dengan langsung di antarkan kami di areal PT RAPP sektor Pelalawan TPK 17 line 39 desa patodaan kecamatan teluk Meranti Kab. Pelalawan bersama istri saya Yuliana Hia(Alm) MH KR mulai mempekerjakan kami dengan ketentuan Borongan dengan harga Rp. 130 per hektare belum termasuk racun rumput dengan harga per liter Rp.85, Artinya kami pekerjalah yang membayar racun rumput tersebut. Seiring berjalannya waktu, saya Anugrah Daeli (red) bersama istri tanpa ada pengalaman berkerja untuk membabat rumput yang lebih tinggi dari manusia. Kemudian satu bulan sudah menjalankan pekerjaan KR (MH) memanggil saya dengan menunjukkan hasil kerja dan sekaligus cacatan utang 5 Juta tanpa menerima uang tunai dan rincian item yang menjadi utang kami, walau dalam hati kecil saya bersama istri mau tak mau terpaksa iyakan saja apa kata KR. Walaupun sebanarnya saya dapat informasi dari Mandor RAPP bernama Frengki bahwa setiap karyawan mendapatkan bantuan setiap karyawan 15 kg beras, susu kaleng, kacang hijau dan mie instan tetapi hal itu tidak pernah kami terima bahkan beras tersebut dihitung sebagai utang kami. Tutur Anugrah.

Lanjut AD menyampaikan kepada media beritatime.com. Sejak kami bekerja di TPK 17 setiap saat mendapatkan perlakuan kasar dari KR, dengan mengatakan kepada kami. Apabila saya bunuh kalian di dalam ini tidak satupun yang tau. AD dengan menetes air mata menceritakan kepada media ini apa yang di alaminya semenjak bekerja di PT. Peni.

Lanjut sumber. Mulai bulan Maret 2021, kami mendapatkan kekerasan visik yang di lakukan oleh KR dan bersama istri KR (MH), di pukul, di caci maki dll, memuncaknya pada tanggal 23 Juli 2021 sekitar jam 07 pagi Yulina Hia (Alm) istri korban sudah mendapat kekerasan visik terlebih dahulu dengan cara di ikat di tempat tidur, lalu di lengket kan besi panas yang telah di persiapkan oleh MH (pelaku) dibantu dengan istri MH, kitar jam 10 pagi KR menyuruh seorang anak gadis untuk memanggil semua karyawan untuk pulang, termasuk saya. Saya mulai curiga karena tak biasanya hal itu terjadi dengan penuh tanda tanya di hati saya, karena biasanya pulang jam 6 sore, singkat cerita sesampai di Kem, saya melihat istrinya Yulina Hia (Alm) dalam keadaan terikat di tempat tidur menjerit kesakitan disiksa oleh KR dengan cara menempelkan besi yang sudah di panaskan di seluruh tubuh istri saya (Alm), tak lama kemudian saya langsung mendapatkan pukulan kayu dari MH (KR) dengan mengajak semua teman sepekerja. Supaya saya di telanjangin di ikat di kayu jauh dari posisi istri saya dan disiksa dengan cara menempelkan besi panas yang sudah di siapakan, sejak itulah saya dan istri sampai tanggal 25 subuh kami di ikat di tempat terpisah dalam pengawasan ketat dan terus menerus di siksa oleh KR, kami tanpa mendapatkan makan dan minum.

Sekitar pukul 5.30 pagi saya berupaya mencari cara supaya bisa meloloskan diri dari siksaan mereka, pada waktu itu saya mengambil kesempatan karena penjaga sudah pada tidur. Cara saya dengan mengambil mancis yang ada kantong pinggang celana saya, karena tangan kiri saya ada kelonggaran untuk bisa bergerak lalu saya bakar tali dan pada waktu itu saya mencoba untuk membatu istri saya tapi tidak sempat karena istri KR nampak terbangun, lalu saya melarikan diri dari lokasi sekitar 1 KM bersembunyi di dalam semak-semak sampai jam 5 sore. Pada saat itu dengan rasa sakit akibat luka bakar, mencoba mencari bantuan untuk menyelamatkan istri saya. Tapi karena juga mendapat bantuan saya berjalan kaki lagi sejauh 92 km sepanjang malam di tengah hutan tanpa ada rasa takut. Sehingga sampai saya di perkampungan warga sekitar Jam 6 pagi 26/07/21. Saya meminta tolong kepada warga setempat untuk di antar ke kota kerinci. Sesuai permintaan saya warga kampung itu mengantarkan saya kepada kontraktor PT. Peni, sesampai di rumah Kontrator, lalu saya menceritakanlah apa yang saya alami bersama istri saya di dalam TPK line 17, yang dilakukan oleh MH (KR) bersama rekan- rekan lainya. Pada saat itu kontraktor PT Peni langsung mengantarkan saya ke RS selasih ini untuk mendapatkan pengobatan. Tutur AD dari awal perjalanannya bersama istri selama mereka bekerja di PT. Peni sampai istrinya meninggal dan dirinya mendapat tidak manusiawi dari KR bersama Cs.


comments powered by Disqus


Berita Lainnya :
 
  • Denpom III/3 Cirebon bersama Forkopimda Kota Cirebon Laksanakan Tarhim
  • Indahnya Berbagi di Bulan yang Suci, Denpom III/3 Cirebon dan IMBI Bagikan Takjil
  • Pangdam IV/Diponegoro Hadiri Ceramah Kebangsaan Pada HUT Yonif 400/Banteng Raider
  • BI Optimis Wakaf Produktif Dorong Pemberdayaan Ekonomi Syariah
  • HUT Yayasan Kemala Bhayangkari, TNI Polri Buka Puasa Bersama Jalin Silahturahmi
  • Daftar Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia 2024–2029
  • Polda Riau Gagalkan Peredaran 31 Kg Sabu dan Ribuan Ekstasi
  • Pj Gubernur Riau Hadiri Rapat Paripurna Penyampaian Jawaban LKPJ Kepala Daerah 2023
  • Asisten II Setdprov Riau Instruksikan OPD Saling Sinkronisasi Progja Dalam Penyusunan Renja 2025
  •  
     
     
    Minggu, 20 Maret 2022 - 15:42:25 WIB
    Bupati Kampar: “Tetap Bekerja Secara Profesional dan Humanis, Kerja Keras, Kerja Tuntas, Hasil Pan
    Kamis, 04 Februari 2021 - 23:37:30 WIB
    DPRD Kepulauan Meranti Sahkan Perubahan Tata Tertib
    Rabu, 09 September 2020 - 11:15:57 WIB
    Tujuh Siswa SMP Ikuti Pembelajaran Jarak Jauh Di Koramil 2008/Waled Kodim 0620/Kab Cirebon
    Sabtu, 27 Juni 2020 - 12:13:30 WIB
    Kodiklatad Peduli Pandemi Covid-19 Kembali Gelar Baksos donor Darah
    Selasa, 12 Mei 2020 - 11:29:20 WIB
    LAWAN COVID-19
    Peduli Covid-19, Ruslan Tarigan, Anggota DPRD Kota Pekanbaru Kembali Bagikan Sembako Pada Warga
    Senin, 02 November 2020 - 18:52:38 WIB
    Wali Kota Cimahi Kunjungi Korban Bencana Longsor di Kelurahan Melong
    Kamis, 28 Oktober 2021 - 09:53:02 WIB
    Sah! Pemeriksaan Tes PCR di Riau Rp300 Ribu
    Minggu, 05 Juli 2020 - 10:10:04 WIB
    Syukuran Telah Selesai Masa Menanam Padi Dengan Baik
    Wakil Bupati H Darma Wijaya, Hadiri "Pasae Ulaon" Di Desa Hutanauli
    Senin, 26 Juli 2021 - 14:16:51 WIB
    Kritis Dirumah Sakit, Pimred Media Online Disiram Air Keras oleh Orang OTK
    Senin, 10 Januari 2022 - 12:46:47 WIB
    Instruksi Megawati: Turun ke Rakyat Demi Menang Pemilu 2024
    Selasa, 19 Maret 2024 - 13:29:56 WIB
    Plt Kakanwil Kemenag Prov Riau Kunjungi Pelalawan Pastikan Kesiapan Dokumen Haji
    Senin, 31 Januari 2022 - 13:17:10 WIB
    Polisi mencari keterangan saksi dan juga menyisir CCTV untuk mengetahui pelaku penusukan korban
    Senin, 17 Agustus 2020 - 12:41:23 WIB
    DIRGAHYU REPUBLIK INDONESIA
    Pendemi Covid-19 Tidak Mengurangi Hikmad Pelaksanaan Upacara Hut RI ke-75
    Kamis, 05 November 2020 - 17:47:15 WIB
    Mencairkan BPJS Ketenagakerjaan Tanpa Paklaring, Ini Caranya
    Jumat, 18 Februari 2022 - 12:53:56 WIB
    Sektor Perdagangan di Riau Alami Pertumbuhan Tertinggi 10 Tahun Terakhir
     
    Riau | Nasional | Ekonomi | Hukrim | Politik | Olahraga | Kesehatan | Budaya | Pendidikan | Internasional | Lifestyle
    Advertorial | Indeks Berita
    About Us | Redaksi | Pedoman Media Siber | Info Iklan | Disclaimer
    Copyright © 2020 PT. Tiras Kita Pers, All Rights Reserved