Dua pelaku pembunuhan dan mutilasi manajer muda Rinaldi Harley Wismanu (33) yakni Laeli Atik Supriyatin (LAS), 27 tahun, dan Djumaidi Al Fajar (DAF), 26 tahun akhirnya berhasil ditangkap.
">
Jum'at, 26 April 2024  
 
Sadis, Ini Kasus Mutilasi di Indonesia, Temuan 180 Potongan Tubuh Manusia Tahun 1981 Masih Misteri

Arif Hulu | Hukrim
Selasa, 22 September 2020 - 18:48:10 WIB

Rilis kasus mutilasi di Apartemen Kalibata City (Dok. Humas Polda Metro Jaya)
TERKAIT:
   
 
Jakarta | Tiraskita.com - Dua pelaku pembunuhan dan mutilasi manajer muda Rinaldi Harley Wismanu (33) yakni Laeli Atik Supriyatin (LAS), 27 tahun, dan Djumaidi Al Fajar (DAF), 26 tahun akhirnya berhasil ditangkap.

Fakta-fakta tentang kasus mutilasi ini akhirnya mulai terungkap sedikit demi sedikit. Ternyata, Laeli berkenalan dengan Rinaldi lewat aplikasi pencarian pasangan, Tinder. Mereka kemudian memesan kamar di Apartemen Pasar Baru Mansion, Jakarta Pusat sejak 7-12 September 2020.

Pada, 9 September 2020 korban dan Laeli masuk kamar dan langsung berhubungan intim. Sedangkan pelaku Fajar yang sudah bersembunyi di kamar mandi, kemudian menyerang korban dengan batu bata serta gunting. Dalam keadaan sekarat, Rinaldi diperas harta bendanya. Setelah beberapa hari meninggal, tubuh korban akhirnya dimutilasi menjadi 11 bagian dan ditemukan di Apartemen Kalibata City pada 16 September.

Tindak kejahatan dengan cara membunuh dan memotong jasad korban sudah sering terjadi di Indonesia dengan berbagai latar belakang dan motif.

Berikut adalah hasil penelusuran IDN Times tentang kasus mutilasi yang ada di Indonesia.

1. Ibu dan anak dimutilasi di Jakarta Utara

Kasus mutilasi keji lainnya dialami ibu dan anak di Jakarta Utara yakni Hartati dan anaknya Ita Eriyanti (6). Kasus pembunuhan berawal saat pelaku yakni Rahmad Awiwi tidak mau menikahi Hartati yang tengah hamil.

Hartati dan Rahmad Awiwi memang diketahui hidup bersama tanpa ikatan pernikahan. Karena merasa terus didesak untuk menikahi, Rahmad tega membunuh ibu dan anak tersebut dan memutilasi jasadnya menjadi beberapa bagian.

Mayat Hartati ditemukan dalam kardus TV di tepi jalan Kampung Bulak Koja-Jakarta Utara. Sedangkan mayat Eriyanti ditemukan dalam koper di Jalan Cakung Cilincing, Jakarta Timur.

2. Temuan mayat tanpa kepala dan tangan di Tawamangu

Mutilasi lainnya juga terjadi di Jawa Tengah pada 2011, namun hingga saat ini belum ada titik terang tentang penemuan jasad perempuan itu.

Jasad perempuan tersebut ditemukan dalam keadaan tanpa kepala di Dusun Tapan, Desa Sepanjang, Tawangmangu, Karanganyar, Jawa Tengah. Jasad ini ditemukan dalam kondisi terlentang tanpa kepala dan dua pergelangan tangannya hilang.

Polisi yakin bahwa korban disiksa sebelum dibunuh, karena saat ditemukan ada barang bukti berupa kemenyan, uang koin kuno, kapur sirih, dan gambir (buah pinang).

Jasad korban ditemukan di lokasi Hutan Panjang yang sangat sepi.

3. Kasir minimarket dimutilasi kekasih yang merupakan oknum TNI


Pada 10 Mei 2019, sesosok jasad perempuan yang diidentifikasi sebagai Vera Oktaria (21) ditemukan termutilasi di sebuah penginapan di Musi Banyuasin, Sumatra Selatan. Dia diketahui bekerja sebagai kasir di sebuah minimarket.

Dia diduga dibunuh kekasihnya sendiri yakni Prada Deri Pramana (21) Tamtama Tentara Nasional Indonesia (TNI) yang baru menjalani pendidikan di Kodam II/Sriwijaya. Jenazah Vera ditemukan dalam tewas di sebuah kamar penginapan dalam keadaan sudah mulai membusuk serta salah satu tangan sudah terpotong.

Tersangka kemudian diringkus di tempat persembunyiannya di Padepokan Monghiam, Kabupaten Serang, Banten.

Demi mengelabui Tim Denpom II/IV Sriwijaya yang bertugas menangkapnya, pelaku mengubah namanya. Selama masa pelariannya, Deri Pramana mengaku bernama Oji bin Samsuri. Selama itu, dia belajar agama di sebuah padepokan pimpinan H. Sar’i dan menginap di sana selama kurang lebih satu bulan.

4. Kasus Babe yang mutilasi dan lecehkan anak jalanan

Salah satu kasus mutilasi lainnya pernah terjadi dan dilakukan oleh Baekuni (48), atau yang kerap dipanggil Babe. Babe dikenal sebagai pelaku pembunuhan berantai disertai mutilasi dan pelecehan seksual pada anak laki-laki.

Dia membunuh dan memutilasi jasad 8 anak jalanan yang berusia 6 sampai 12 tahun. Dia telah menghabisi 14 nyawa sejak 1993. Babe dengan mudah mendapatkan korban untuk melayani hawa nafsunya karena dia adalah seorang koordinator asongan dan anak jalanan.

Namun, untuk korban yang menolak, Babe akhirnya membunuh dan memotong tubuh korbannya menjadi 4 bagian. Dia juga masih sempat melakukan pelecehan pada korbannya yang sudah tak bernyawa. Bentuk kelainan jiwa dalam dirinya akhirnya terungkap saat dia mengaku menikmati dan merasa puas melihat penderitaan yang dialami korban yang sekarat.

5. Dilandasi rasa cemburu, seorang istri memutilasi suaminya jadi 13 bagian


Pada pengujung tahun 2008, publik sempat digegerkan dengan penemuan 8 kantong plastik hitam di dalam bus yang ternyata berisi potongan tubuh manusia. Usut punya usut ternyata korban diketahui bernama Hendra itu dibunuh oleh istrinya sendiri yakni Sri Rumiyati.

Terbakar api cemburu membuat Sri Rumiyati tega menghabisi nyawa suaminya. Setelah memukul kepala Hendra sampai tewas, Sri Rumiyati dengan sadis memutilasi tubuh suaminya menjadi 13 bagian.

Agar jejaknya tak diketahui, Sri Rumiyati menyimpan potongan tubuh suaminya dalam 8 kantong plastik, yang diletakkan secara terpisah di Bus Primajasa, Bus Prima Asli, dan Bus Mayasari.

Sedangkan satu kantong berisi kepala sang suami, diletakkannya di belakang kursi kemudi taksi berwarna putih.

6. Ryan Jombang yang memutilasi 11 korbannya

Masih di tahun yang sama yakni 2008, pemberitaan tentang Verry Idham Henryansah alias Ryan ramai ditayangkan. Laki-laki 34 tahun itu menjadi sorotan karena membunuh 11 orang di Jombang, Jawa Timur.

Kasus ini bermula saat kasus mutilasi Heri Santoso di Jakarta terungkap. Polisi akhirnya terus mendalami kasus tersebut hingga menemukan 10 orang korban lainnya dengan pelaku yang sama di daerah Jombang.

Motif cemburu dan ekonomi jadi latar belakang Ryan membantai teman dekat tersebut. Korban yang sebagian besar pria dibunuh di rumah orangtua-nya dan dikubur di belakang rumah. Pembunuhan ini dilakukan Ryan dalam waktu 12 bulan.

"Motifnya memang keinginan seketika untuk menguasai barang-barang milik korban, tapi Ryan tak selalu lancar mewujudkan keinginan seketika itu," kata Direskrim Polda Jatim Kombes Pol Rusli Nasution di Surabaya, 31 Juli 2008, seperti dilansir ANTARA.

Ryan resmi dijatuhkan hukuman mati karena terbukti bersalah melakukan pembunuhan disertai mutilasi pada 6 April 2009.

7. Temuan dus korban mutilasi Setiabudi, isinya 180 potongan tubuh manusia


Kasus yang terjadi pada tahun 1981 ini adalah pionir kasus mutilasi. Dilansir dari berbagai sumber, kejadian ini bermula saat seorang pemulung menemukan dua buah kardus di trotoar persimpangan Jalan Setiabudi, Jakarta Selatan.

Pemulung dikejutkan dengan kardus yang berisi potongan jasad manusia. Dus pertama berisi 13 potong tulang manusia dan 1 buah kepala. Sementara dus kedua berisi 180 potongan-potongan kecil yang terdiri dari sayatan daging dan isi perut.

Dokter ahli forensik RSCM, yakni dr. Mun'im Idries mengatakan, ternyata ada beberapa bagian tubuh yang hilang yaitu anus, kantung kencing, dan pankreas. Selain memotong-motong tubuh korban, pelaku juga menyayat dan mengupas seluruh daging dari tulang korban.

Polisi pun sudah menyebar foto wajah korban dan sidik jarinya. Namun, sampai saat ini misteri mutilasi tersebut belum dapat terpecahkan.

Sumber : idntimes/ANTARA


comments powered by Disqus


Berita Lainnya :
 
  • Ranperda Diharapkan Dapat Melindungi Petani dan Peternak Di Jabar
  • Pererat Silaturrahmi, TP PKK dan DWP Riau Gelar Halalbihalal
  • Pemprov Riau Gelar Upacara Peringatan Hari Otonomi Daerah ke-28
  • PWI Pusat Rusak Akibat Korupsi Dana Hibah Rp.2,9 M, Jusuf Rizal Desak KLB
  • Pj Gubri Ikuti Peringatan Hari Otonomi Daerah XXVIII Tahun 2024 di Surabaya
  • Pentingnya Pembinaan Atlet Sejak Usia Dini
  • Indikasi Korupsi Dana Hibah BUMN oleh Pengurus PWI, Ini Kronologi Lengkapnya
  • Peringati Hari Bumi, Kota Cimahi Kirim Perdana RDF Di TPS Santiong
  • Laporan Wartawan Atas Dugaan Pengancaman Kepada Wartawan Naik Sidik
  •  
     
     
    Senin, 06 September 2021 - 10:25:00 WIB
    1 Penyerang di Maybrat yang Sebabkan 4 Prajurit TNI Gugur Kembali Ditangkap
    Selasa, 08 Desember 2020 - 16:48:56 WIB
    Ketum MOI: Media Online Sukseskan Pilkada Serentak
    Kamis, 02 Juli 2020 - 14:13:54 WIB
    Palaksa Mewakili Danlanal Cirebon, Hadiri Sosialiasi Kepada WTP
    Sabtu, 26 Juni 2021 - 10:01:55 WIB
    Wali Kota dan Kepala BPP Teken Kerja Sama dengan 4 Perguruan Tinggi
    Jumat, 09 September 2022 - 18:55:13 WIB
    BPBD Kota Cimahi Gelar Rapat Laporan Pendahuluan Penyusunan Kajian Resiko Bencana Kota Cimahi
    Sabtu, 23 Januari 2021 - 09:58:55 WIB
    Lelang Batal, Bagaimana Nasib Tumpukan Sampah di Pekanbaru?
    Senin, 21 September 2020 - 21:11:49 WIB
    Hujan Deras, Atap Gedung KPK Baru Jebol
    Selasa, 06 Juli 2021 - 13:07:52 WIB
    Walikota Ingatkan Jangan Abaikan Prokes, 33 Kelurahan di Pekanbaru Zona Merah
    Selasa, 28 Desember 2021 - 16:34:27 WIB
    Peserta Vaksinasi di Palas Membludak
    Kamis, 30 Juli 2020 - 14:19:42 WIB
    Pengungsi Luwu Utara Dapat Sumbangan 21 Ekor Sapi Dari KASAD
    Jumat, 10 September 2021 - 11:22:08 WIB
    Merasa Dirugikan Milyaran Rupiah, Koperasi Sawit Karya Bhakti Akan Tuntut PT. Torganda
    Senin, 20 Maret 2023 - 10:02:18 WIB
    Bupati Pelalawan H. Zukri Hadiri Peresmian Listrik
    Senin, 05 Desember 2022 - 08:36:39 WIB
    Segera Cek! BLT BBM Cair Lagi Bulan Ini
    Selasa, 18 Mei 2021 - 10:13:08 WIB
    Kabid Humas Polda Banten Ajak Masyarakat yang Mudik Melakukan Test Swab Antigen Terlebih Dahulu
    Selasa, 07 Juli 2020 - 17:10:58 WIB
    Kasad Tutup Pendidikan Taruna dan Taruni Akmil Tingkat IV
     
    Riau | Nasional | Ekonomi | Hukrim | Politik | Olahraga | Kesehatan | Budaya | Pendidikan | Internasional | Lifestyle
    Advertorial | Indeks Berita
    About Us | Redaksi | Pedoman Media Siber | Info Iklan | Disclaimer
    Copyright © 2020 PT. Tiras Kita Pers, All Rights Reserved