Minggu, 28 Mei 2023  
 
Menjadi Langka Hingga Mengalami Kenaikan Harga Minyak Goreng Murah, Ini Sebabnya

RL | Nasional
Kamis, 31 Maret 2022 - 09:06:01 WIB

Ilsutrasi, @net
TERKAIT:
   
 
TIRASKITA.COM - Setelah sempat mengalami kelangkaan stok, kini harga minyak goreng kemasan di pasar mengalami kenaikan pasca kebijakan harga eceran tertinggi (HET) dicabut. Ini lantaran industri minyak sawit mentah (CPO) selaku bahan baku minyak goreng di Tanah Air mayoritas dikuasai pihak swasta.

Hal ini dibenarkan Direktur Eksekutif Gabungan Industri Minyak Nabati Indonesia (GIMNI), Sahat Sinaga. Menurut dia, harga minyak goreng di tingkat nasional bisa lebih terkendali jika perusahaan BUMN seperti PT Perkebunan Nusantara (PTPN) lebih mendominasi kepemilikan perkebunan sawit.

Gabungan Industri Minyak Nabati Indonesia (GIMNI) menilai, diperlukan strategi khusus dari pemerintah agar dapat menentukan harga minyak sawit khusus untuk pasar dalam negeri. Salah satunya, dengan menambah luasan lahan perkebunan sawit yang dimiliki oleh BUMN, khususnya PT Perkebunan Nusantara (PTPN).

"Saya kira baiknya minyak goreng dimasukkan menjadi salah satu komoditas penting. Saya usulkan, berikan mereka (PTPN) 2 juta ha (kebun sawit). Dia akan lebih bisa mendominasi dan menentukan (harga minyak goreng) sebagai price leader," kata Sahat dalam rapat dengar pendapat bersama Komisi IV DPR RI, Rabu (30/3).

Cerita soal sejarah, Sahat menyampaikan, PTPN di era 1990-an sempat menguasai 68 persen total lahan kebun sawit dalam negeri. Namun pemerintah kala itu menyetop penguasaan PTPN, dan memberikan kesempatan swasta untuk terus berkembang.

Alhasil, total kepemilikan lahan sawit milik swasta terus melejit, dan kini mencapai sekitar 60 persen dari total luas kebun 16,3 juta ha.

"Jadi PTPN harus diperkuat. Kalau minimal dia punya 2 juta ha, dia bisa punya 10 juta ton produksi sawit per tahun. Itu bisa dalam satu komando menentukan harga, bukan swasta," seru Sahat.

Indonesia Bergantung Harga CPO Internasional

Kondisi miris ini turut dibuktikan dari sikap Indonesia yang masih terlalu bergantung pada harga internasional CPO. Padahal, Indonesia masih menjadi produsen minyak sawit mentah terbesar dunia.

Sebab, pasar domestik saat ini baru menyerap sekitar 36 persen dari rata-rata produksi sawit setiap tahun, dan sisanya dibeli oleh pasar luar negeri. Otomatis industri sawit dalam negeri terpaksa mengikuti harga di pasar global.

"Saya memimpikan, kalaulah republik ini punya konsep yang jelas tentang sawitnya, harus membuat 65 persen produksi kita ada di domestik sehingga kita tidak tergantung ekspor," imbuh Sahat.

Pernyataan tersebut turut diamini Anggota Komisi IV DPR RI, Darori Wonodipuro. Dia menyayangkan industri CPO untuk produksi minyak goreng di Indonesia masih didominasi kepemilikan swasta.

"Setelah saya pelajari dan membaca ini semua itu diatur swasta. Swasta tidak ada jiwa sosialnya, jiwanya untung," ujar Darori.

Darori menganggap, pihak swasta yang lebih memikirkan keuntungan bisnis tentu saja lebih suka menjual barang dagangannya ke luar negeri dengan laba lebih dari 500 persen. Oleh karenanya, pemerintah perlu mengambil sikap tegas atas situasi ini.

"Regulasi dari pemerintah akan dipakai swasta bila itu menguntungkan. Kalau tidak, akan dilanggar," ucap dia.

Sumber: Liputan6.com


comments powered by Disqus


Berita Lainnya :
 
  • Resmi Dibuka Oleh PJ.Walikota, Suargaloka Tempat Hewan Terlantar
  • Pembangunan relokasi RTLH TMMD 116 Kodim 0319/Mtw Terus dikebut
  • Potret kedekatan Satgas TMMD ke 116 Kodim 0319/Mtw dengan Keluarga Asuh
  • Mantap, Olahraga Bersama Membangun Sinergitas TNI-POLRI di Kep Mentawai
  • Milad dan Wisuda YP Islam Almuhsinin Rimba Melintang dihadiri Wabup Rohil
  • Penilaian kinerja Kab/Kota dalam pelaksanaan Aksi Konvergensi percepatan penurunan stunting
  • Pengukuhan Pengurus PPI Riau, Gubri Berharap Kolaborasi Periset untuk Kemajuan Daerah
  • Mantap, Katim Wasev Mabes TNI AD TMMD ke 116 Bagi Sembako Jalin Tali Asih
  • Kodim 0620/Kab Cirebon Gelar Karya Bakti di Desa Kedongdongkidul
  •  
     
     
    Selasa, 07 Juli 2020 - 16:36:28 WIB
    Danrem 063/SGJ Cirebon, Dampingi Menteri Kelautan Tinjau Pelabuhan Perikanan Gebang Mekar
    Selasa, 22 November 2022 - 07:41:37 WIB
    Komjen Agus Diduga Diguyur Miliaran Rupiah dari 5 Tambang Ilegal, Irjen Herry Rudolf Ikut Terseret?
    Rabu, 18 Mei 2022 - 11:49:10 WIB
    Anggota Dewan Jawa Barat Menerima Audensi Serikat Pekerja K-SPSI
    Selasa, 26 April 2022 - 20:09:45 WIB
    Bos Tesla Hadiri Pertemuan Rombongan Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi
    Selasa, 06 September 2022 - 10:18:40 WIB
    Demo Buruh, Penjagaan di DPR Diperketat
    Kamis, 20 Mei 2021 - 17:21:50 WIB
    Bupati Sergai Darma Wijaya : Jangan Beda-bedakan dalam Memberikan Bantuan
    Jumat, 18 Februari 2022 - 07:35:04 WIB
    Tindak Lanjuti Instruksi Bupati, ASN Pemkab Tapteng Divaksinasi Dosis 3 Booster
    Rabu, 07 April 2021 - 08:40:56 WIB
    Pekanbaru jadi Kota Percontohan Solok
    Rabu, 13 Oktober 2021 - 14:24:08 WIB
    Serdang Bedagai akan Miliki Perpustakaan Bertaraf Nasional
    Sabtu, 31 Oktober 2020 - 10:35:38 WIB
    Dilarang Jualan Area Steril Pelabuhan, Pedagang Asongan Melawan Petugas KPLP
    Selasa, 09 Maret 2021 - 10:09:41 WIB
    QS-WUR 2021: ITB Peringkat 1 di Indonesia dalam 10 Bidang
    Jumat, 12 Februari 2021 - 11:05:58 WIB
    Lewat borongdong.id, ASN Jabar Bela Negara dengan Belanja
    Jumat, 05 Agustus 2022 - 13:44:46 WIB
    Diduga Ada Honorer “Siluman” Habiskan APBD Rp. 12 M di Riau, Harus Diadili Seberat-beratnya!
    Rabu, 26 Oktober 2022 - 12:09:59 WIB
    FX Rudy Dipanggil PDIP Hari Ini, Suratnya Bukan Klarifikasi Dukung Ganjar
    Minggu, 09 Mei 2021 - 20:28:55 WIB
    Peduli Korban Puting Beliung, Kapolres Kampar Utus Kapolsek Antar Bantuan
     
    Riau | Nasional | Ekonomi | Hukrim | Politik | Olahraga | Kesehatan | Budaya | Pendidikan | Internasional | Lifestyle
    Advertorial | Indeks Berita
    About Us | Redaksi | Pedoman Media Siber | Info Iklan | Disclaimer
    Copyright © 2020 PT. Tiras Kita Pers, All Rights Reserved